Penyakit radang panggul adalah infeksi pada organ reproduksi wanita, yang umumnya disebabkan oleh infeksi menular seksual. Infeksi berawal dari bakteri yang masuk melalui vagina kemudian berjalan ke rahim, tuba falopi dan ovarium. Tidak semua wanita merasakan tanda-tandanya hingga pada akhirnya muncul rasa nyeri panggul yang parah atau kesulitan hamil.
Seseorang bisa terkena penyakit radang panggul bila seringkali berganti-ganti pasangan seksual, tidak menggunakan alat pengaman saat berhubungan seksual, mengalami infeksi menular seksual yang tidak diobati atau efek samping dari alat kontrasepsi jenis IUD/ KB spiral.
Gejala Penyakit Radang Panggul yang Sebaiknya Diwaspadai
Seperti yang disebutkan di atas, tidak semua orang menyadari tanda-tanda dan gejala penyakit radang panggul sampai nyerinya berkembang menjadi parah atau memiliki problem kesuburan. Gejala penyakit radang panggul memang seringkali ringan dan sulit dikenali, sehingga banyak orang tidak menyadarinya.
Adapun gejala penyakit radang panggul di antaranya:
- Rasa sakit atau nyeri yang ringan hingga parah di perut bagian bawah atau panggul
- Adanya keputihan yang parah atau tidak biasa disertai bau yang tidak sedap
- Adanya pendarahan dari vagina terutama setelah berhubungan intim, atau pendarahan di antara periode menstruasi
- Rasa nyeri setelah berhubungan intim
- Adanya demam dan terkadang menggigil yang tidak diketahui penyebabnya
- Rasa sakit yang sering muncul saat buang air kecil atau kesulitan buang air kecil
Penyebab Penyakit Radang Panggul pada Wanita
Penyakit radang panggul dapat disebabkan oleh beragam infeksi bakteri. 90% kasus penyakit radang panggul yang sering ditemukan disebabkan oleh infeksi gonorrhea dan klamidia. Kedua bakteri dapat ditularkan ketika seseorang gemar berganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tanpa kondom.
Begitu bakteri masuk melalui vagina, ia akan berjalan menuju serviks, terus masuk ke dalam rahim dan menyebar ke tuba falopi, ovarium dan panggul. Sebenarnya ketika bakteri sampai di serviks, lendir serviks akan bertugas untuk mencegahnya masuk lebih dalam lagi. Namun terkadang bakteri penyakit menular seksual seperti gonorrhea dan klamidia dapat menembus pertahanan serviks dan menyebar ke organ lain.
Beberapa faktor lain juga dapat meningkatkan risiko penyakit radang panggul, namun bukan penyebab utama penyakit radang panggul, di antaranya:
- Aborsi
- Persalinan
- Prosedur pembedahan panggul
- Efek samping IUD/KB spiral, baik hormonal maupun tembaga
Penyakit radang panggul yang tidak diobati dapat menyebabkan jaringan parut di dalam organ reproduksi, dan juga munculnya abses bernanah di saluran reproduksi. Jika kondisi ini tidak segera ditangani, kerusakan permanen pada organ reproduksi tidak akan bisa dicegah.
Jika Anda mengalami gejala dan tanda-tanda di atas, segeralah kunjungi dokter dan dapatkan pemeriksaan. Penyakit radang panggul yang didiagnosis lebih dini dapat diobati. Semakin cepat pengobatan dan perawatan dilakukan maka kerusakan pada sistem reproduksi bisa dicegah derajat keparahannya.
Hindari pula berganti-ganti pasangan seksual, dan gunakan kondom saat berhubungan seksual, untuk membantu melindungi Anda dari penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan penyakit radang panggul dan komplikasi lainnya. Lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono
CDC (2022). Pelvic Inflammatory Disease (PID) – CDC Basic Fact Sheet. Available from: https://www.cdc.gov/std/pid/stdfact-pid.htm
Mayo Clinic (2022). Pelvic inflammatory disease (PID). Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pelvic-inflammatory-disease/symptoms-causes/syc-20352594
Cleveland Clinic (2020). Pelvic Inflammatory Disease (PID). Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9129-pelvic-inflammatory-disease-pid
WebMD (2021). What Is Pelvic Inflammatory Disease?. Available from: https://www.webmd.com/women/guide/what-is-pelvic-inflammatory-disease